Senin, 19 Mei 2014
Rabu, 07 Mei 2014
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA MIS UMMI KELAS V DALAM MATA PELAJARAN FIQIH
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA MIS UMMI LUBUK PAKAM
MATA PELAJARAN : FIQIH
MATERI PEMBELAJARAN : MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN HARAM
SISWA/SISWI MIS UMMI MEMPERAKTEKKAN MEMILIH BARANG YANG HALAL
DI SUPER MARKET ALFAMART
Selasa, 04 Februari 2014
Penggunaa metode Demonstrasi dan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MIS UMMI Lubuk Pakam tentang materi bagian-bagian tumbuhan pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
DI SUSUN OLEH : RAHMAN QORIB LBS,S.Pd.I,M.E.I
BAB I
PENDAHULUAN
Semua
guru atau siswa pasti selalu mengharapkan agar setiap proses belajar mengajar
dapat mencapai hasil belajar yang
sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang
diajarkan, siswapun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan
pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Akan
tetapi harapan-harapan itu tidak selalu dapat terwujud. Masih banyak siswa yang
kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu rendah, bahkan
ada siswa yang tidak bias mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun
jawabannya asal-asalan. Semua itu menunjukkan bahwa guru harus selalu
mengadakan perbaikan secara terus menerus dalam pembelajaran, agar
masalah-masalah kesulitan belajar siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar
siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
Sesuai dengan kata Pendidikan merupakan satu
bagian terpenting di dalam kemajuan bangsa suatu Negara. Banyak Negara-negara
maju yang disebabkan oleh pendidikan yang berlangsung di negara tersebut, akan
tetapi banyak juga Negara-negara yang masih mundur disebabkan oleh pendidikan
yang berlangsung di negara tersebut. Ini semua menjadi tugas kita sebagai guru,
masyarakat, dan bangsa Indonesia, untuk mengarahkan, mendukung, serta
menerapkan model-model pendidikan seperti Negara-negara maju.
Sebagaimana
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1
Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kpribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.[1]
Konsep
pendidikan yang telah di tetapkan dalam UUD No. 20 Tahun 2003 tidak terlepas
dari peran seorang tenaga pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi, ketika
seorang guru kurang memiliki salah satu dari empat kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Maka proses belajar mengajar akan terhambat dan
tujuan pendidikan yang inginkan tidak akan tercapai dengan maksimal.
Penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah tidak selalu berjalan lancar
sesuai dengan keinginan guru, karena banyak hambatan-hambatan yang timbul dari
peserta didik, guru, dan kondisi saat itu. Oleh sebab itu maka perlu bagi
seorang guru untuk menciptakan ide-ide yang kreatif dalam proses belajar
mengajar, supaya indikator dari materi yangdi ajarkan bisa tercapai dengan
maksimal. Materi-materi ajar khususnya pembelajaran ilmu pengetahuan alam banyak
terdapat hambatan dalam proses belajar mengajar, karena metode yang di gunakan
adalah metode ceramah.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan penggunaan metode yang tidak
sesuai dengan materi yang di ajarkan, dalam belajar mengajar guru sering
menggunakan metode ceramah. Padahal metode ini terkesan membosankan, menoton, makanya tidak heran ketika proses
belajar mengajar berlangsung siswa-siswa tidak memperhatikan dan tidak paham
dengan materi khususnya materi Pembelajaran IPA. Banyak metode-metode kreatif
yang sesuai untuk di gunakan dalam materi Pembelajaran IPA, dalam pembelajaran IPA
guru haruslah mempraktekkan langsung kelapangan, dan metode yang sesuai dengan
materi IPA adalah metode Demonstrasi dengan menggunakan alat peraga.
Metode
demonstrasi merupakan salah satu sekian banyak metode yang dipergunakan dengan
sistem pembelajaran melalui pendemonstrasian terhadap materi yang diajarkan
kepada siswa. Sedangkan media gambar adalah salah satu alat bantu untuk
mempermudah pelaksanaan metode demonstran, sehingga peroses pembelajaran berjalan dengan
lancar dan tercapainya target. Dengan adanya demonstrasi pembelajaran dengan
media gambar, siswa secara langsung dapat melihat secara jelas terhadap apa
yang didemonstrasikan oleh guru. Setelah guru mendemonstraiskan materi
pelajaran siswa dapat menyaksikan dan langsung bertanya terhadap apa yang
kurang dipahaminya. Sistem pembelajaran melalui metode demonstrasi dengan media
gambar dianggap relevan dan efektif khususnya dalam materi bagia-bagian
tumbuhan sebagai suatu materi pembelajaran IPA.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih mendalam tentang : Penggunaa metode Demonstrasi dan
alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MIS UMMI Lubuk Pakam
tentang materi bagian-bagian tumbuhan pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam
(IPA).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Kurangnya minat belajar
siswa dalam pembelajaran tentang bagian-bagaian tumbuhan
2.
Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
3.
Siswa jurang aktif pada saat diskusi
4.
Siswa lebih banyak pasif dalam proses kegiatan belajar
5.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bagian-bagian
tumbuhan
6.
Guru kurang mampu memilih metode dan media dalam
meyampaikan materi bagian-bagaian tumbuhan
7.
Metode mengajar guru kurang variatif dan jarang
menggunakan media sehingga kurang mengaktifkan siswa dalam belajar
C. Batasan Masalah
Berdasarkan
Identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, serta mengingat keterbatasan
penulis baik dari segi waktu, dana dan kemampuan pengetahuan. Penulis membatasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Penggunaa metode Demonstrasi dan alat peraga untuk meningkatkan
pemahaman siswa kelas IV MIS UMMI Lubuk Pakam tentang materi bagian-bagian
tumbuhan pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian diatas, permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
a.
Bagaimana proses penggunaan metode demonstrasi dan alat
peraga dapat digunakan pada Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dalam materi bagian-bagian tumbuhan bagi siswa-siswi di MIS
UMMI Kec. Lubuk Pakam
b.
Apakah penggunaan alat peraga oleh guru dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi bagian-bagian tumbuhan pada
kelas IV MIS UMMI Kec. Lubuk Pakam
E. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan diatas, tujuan yang diperoleh melalui penelitian ini adalah :
a.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum
menggunakan metode demonstrasi dan Alat peraga
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi bagian-bagian
tumbuhan pada siswa kelas IV MIS UMMI Kec.
Lubuk Pakam.
b.
Membangkitkan motivasi siswa dan memusatkan perhatian
siswa pada materi yang sedang diajarkan.
c.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan materi bagian-bagian tumbuhan pada siswa kelas IV MIS
UMMI Kec. Lubuk Pakam
F.
Manfaat
Penelitian
Secara
garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
a.
Memberikan sumbangan pengetahuan dan bahan tambahan
referensi bagi pengembangan ilmu khususnya tentang penelitian Tindakan kelas
b.
Sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan
yang sama dengan lingkup yang lebih luas.
2.
Manfaat praktis
a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi para guru yang mengajar dimadrasah untuk lebih meningkatkan
kompetensinya dalam mengajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dengan pemanfaatan Alat peraga khususnya media gambar.
Memberikan masukan tentang salah satu upaya dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA melalui penggunaan
Alat Peraga dalam pembelajaran bagian-bagian tumbuhan.
[1]Undang-Undang
dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan (Jakarta: Dirjen Pendais
Depag RI, 2006), hlm. 5
Senin, 03 Februari 2014
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MIS UMMI LUBUK PAKAM
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA UMMI LUBUK PAKAM
Di Susun Oleh : RAHMAN QORIB LUBIS, S.Pd.I, M.E.I
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Apabila kita ingin
mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil
pertama-tama yang harus
diperhatikan adalah metode atau cara yang akan dilakukan, sehingga sasaran yang
diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena metode atau cara
pendekatan yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian jika pengetahuan
tentang metode dapat mengklasifikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk
mencapai tujuan akan semakin efektif dan efisien. Metode mengajar yang
diterapkan dalam suatu pengaja ran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu
sesuai dengan yang diharapkan atau dapat dikatakan tujuan telah tercapai, bila
semakin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu semakin efektif pula
metode tersebut. Sedangkan metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya
dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga,
usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum, semakin kecil tenaga, usaha, biaya,
dan waktu yang dikeluarkan maka semakin efisien metode itu.
Metode atau cara yang diharapkan
dapat terlaksana dengan baik, jika materi yang diajarkan dirancang telebih
dahulu. Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara dalam pembelajaran
matematika sebelumnya harus menyusun strategi belajar mengajar, dan akhirnya
dapat dipilih alat peraga atau media pembelajaran sebagai pendukung materi
pelajaran yang akan diajarkan.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Metode Demontrasi
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan. (Muhibbin Syah, 2000). Metode demonstrasi adalah
metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah 2000). Metode
Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas
suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu pada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya
dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstran cukup
baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran geografi, misalnya
bagaiamana cara membuat peta menggunakan kompas dan meteran, bagaimana proses
kerja pengindraan jauh sehingga menghasilkan data, dan yang lainnya.
- Penerapan Metode Demontrasi
Dalam
mengajar anak lebih mudah diberikan pelajaran dengan cara menirukan seperti apa
yang dilakukan gurunya. Dalam hal ini, guru mengajar melalui demonstrasi.
Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. (Komaria Asikin,
dkk. 2001: h. 89). Sementara itu menurut Diah Harianti, (2003: h. 149)
menyatakan bahwa demonstrasi juga diartikan sebagai suatu metode dimana guru
mempertunjukkan atau memperagakan suatu objek, benda atau proses dari suatu
kejadian atau perisitiwa.
Dari
pengertian di atas terungkap bahwa terdapat tiga komponen yang paling penting
pada metode demonstrasi yakni menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Dalam
penerapannya ketiga hal tersebut dipadukan dengan penemuan sehingga guru memberikan
pertanyaan yang mengarahkan misalnya bila seorang kakek akan menyeberangi
jalan,maka apa yang siswa lakukan.
Metode
demonstrasi yang dipadukan dengan penemuan, memungkinkan guru membimbing anak
untuk menemukan hal – hal yang baru berdasarkan praduga atau hipotesis yang
disusun oleh anak. Metode demonstrasi perlu dilakukan dalam rangka pengembangan
motivasi anak peserta didik karena mengingat kecenderungan anak untuk mencontoh
atau meniru orang lain sebagai salah satu naluri yang sangat kuat. Sifat anak
tersebut sangat konstruktif dan memiliki manfaat sebab guru dapat memotivasikan
anak didik untuk melakukan segi – segi yang berguna dari kehidupan, seperti
bagaimana cara makan, berpakaian dan lain –lain.
Hal-hal yang diperlu diperhatikan
guru, dalam menggunakan metode Demontrasi.
- Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila
alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa.
Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
- Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti
oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi
aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
- Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna
sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang
tempatnya jauh dari kelas.
- Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
- Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan
teori dari apa yang akan di demonstrasikan.
Dan adapun sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut
guru harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti
oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk. Adapun dalam metode demonstran
ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya sebagaimana yang akan di
paparkan di bawah ini.
Kelebihan
metode demonstrasi :
- Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat
yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
- Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang
di demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
- Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti
proses belajar.
- Dapat menambah pengalaman anak didik.
- Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang
di sampaikan.
- Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih
jelas dan kongkrit.
- Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam
pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.
Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstransi
tersebut, maka dalam bidang setudi geografi, banyak hal-hal yang dapat di
demonstrasikan seperti pembuatan peta menggunakan kompas dan meteran.
Apabila teori pembuatan peta menggunakan kompas dan meteran
yang betul dan baik telah di miliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba
mendemonstrasikan di depan para murit. Dan apabila anak didik sedang
mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari langkah dari setiap
gera-gerik murid tersebut, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangannya
guru berkewajiban memperbaikinya. Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik
lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik,
karna guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik yang
menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya.
Kekurangan Metode Demonstrasi :
- Memerlukan waktu yang cukup banyak
- Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi
menjadi kurang efesien.
- Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk
membeli bahan-bahannya.
- Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
- Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi
tidak efektif.
C.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode
demonstrasi
Dalam
menggunakan metode demonstrasi, guru perlu memperhatikan beberapa hal-hal sebagai
berikut :
- Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa.
- Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan
demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.
- Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi
dimulai.
- Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai
dengan kenyataan sebenarnya.
Metode
demonstrasi merupakan salah satu metode dalam pembelajaran yang pelaksanaannya
dilakukan melalui penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik dalam bentuk alamiah (asli) maupun dalam bentuk buatan
(tiruan), yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Melalui metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam, sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna. Djamarah
(1996: 102-103) menguraikan bahwa metode demonstrasi mempunyai peran, di
antaranya dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat),
siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, proses pembelajaran lebih
menarik, siswa dirangsang untuk lebih aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Berdasarkan
uraian di atas dapat ditegaskan bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang
sangat membantu siswa untuk meningkatkan daya khayal, daya pikir, sehingga
sesuatu yang diajarkan mudah dipahami dan dimengerti. Dengan demikian, materi
bagaimana pun bentuknya, siswa akan lebih mudah memahami jika diajarkan melalui
metode demonstrasi.
Berdasrkan
uraian di atas, penulis termotivasi meneliti pembelajaran puisi melalui metode
demonstrasi. Hal ini dilakukan dengan pemahaman bahwa pembelajaran deklamasi
puisi saat ini sangatlah rendah intensitasnya. Padahal, aspek ini telah menjadi
bagian penting dalam kurikulum yang berlaku dalam dunia pendidikan di sekolah.
Sejalan
dengan hal tersebut Arsyad (2002: 5) mengemukakan bahwa kondisi pembelajaran
sastra sejauh ini sangatlah kurang memuaskan. Hal ini dirasakan oleh banyak
kalangan seperti: sastrawan, pemerhati sastra, masyarakat, siswa, dan bahkan
juga kalangan guru sastra sendiri.
Demonstrasi merupakan praktek yang
diperagakan kepada peserta didik. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi
dua tujuan yaitu demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah ; dan
demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah
proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta
didik sendiri. Sebagai hasil, peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar
langsung setelah melihat, 5 melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari
demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada
rana keterampilan.
D. Metode Demonstrasi dalam pembelajaran
Matematika
Karakteristik
adalah ciri khas yang membedakan dengan yang lain. Ada beberapa ciri khas yang
ada pembelajaran matematika yang menggunakan metode demonstrasi :
1)
Digunakannya masalah atau soal-soal konkret atau yang ada dalam pikiran
siswa. Yang disebut dengan masalah realistik sebagai titik awal proses
pembelajaran. Diharapkan dapat membuat siswa berfikir aktif sejak awal dan
siswa sendiri menemukan konsep yang akan dipelajari, peran guru hanya sebagai
fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator antara lain adalah memberikan
kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu siswa dalam
mengungkapkan gagasannya, menunjukkan pemikiran siwa dapat sejalan atau tidak
untuk menghadapi persoalan baru yang ditemui. Setelah siswa menyelesaikan
masalah menurut cara berfikir siswa maka guru bersama siswa membahas konsep
yang dipelajari.
2)
Siswa didorong untuk menemukan atau memunculkan suatu cara. Alat atau
model sistematis sehingga diperoleh pemahaman tentang hal yang dipelajari dari
masalah atau suatu realistic yang dihadapi.
3)
Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran Selain diusahakan siswa
sendiri yang menemukan cara atau model dan pemahaman konsep juga dapat dengan
berdiskusi dengan temannya atau dengan bantuan guru sehingga pemberian
pemahaman yang sudah jadi sebaiknya dihindari. Sehubungan dengan hal tersebut
maka interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa menjadi penting,
sebaliknya belajar berkelompok karena biasanya siswa akan tidak sungkan
bertanya pada temannya yang sebaya. Cirri berikut adalah siswa diberi
kesempatan untuk melakukan refleksi yaitu berfikir dengan hal-hal yang baru
dipelajari. Siswa dapat mengendap hal yang baru dipelajarinya sehingga merupakan
pengetahuan baru atau merupakan pengayaan pengetahuan ataupun revisi terhadapp
enegtahuan yang sudah dimiliki siswa. Cara melakukan refleksi anatara siswa
menjawab pertanyaan dari guru tentang hal yang baru saja dipelajari,
menyampaikan gagasan, membuat kesimpulan.
Dari
beberapa karakteristik atau ciri khas uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik pembelajaranmatematika yang menggunakan metode demonstrasi
realistic adalah:
(a) Disampaikan masalah realistis untuk
diseslsaikan oleh siswa.
(b) Digunakan model realistis sebagai jembatan
antara dunia real dan abstrak.
(c) Adanya interaksi antara guru dengan siswa
(demokratis).
(d) Proses belajar berlangsung seimbang antar a
dunia riil dan abstrak.
Pembelajaran
tidak hanya menekankan pada langkah-langkah penyelesaian soal tetapi adanya
penekanan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Berdasarkan
karakteristik tersebut dalam pembelajaran matematika kontektual adalah guru
memberikan masalah yang nyata atau dapat dibayangkan oleh siawa, menjelaskan
masalah konstektual, siswa menyelesaikan masalah konstektual secara individu
ataupun kelompok dengan cara mereka sendiri. Guru memotivasi siswa dengan
memberikan pertanyaan, petunjuk atau saran. Guru memberika waktu dan kesempatan
kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikanjawaban secara kelompok. Dari
hasil diskusi gurumengarahkan untuk menarik kesimpulan suatu konsep.
E. Aspek Pembelajaran Matematika Menggunakan
Metode Demonstrasi Realistik.
Rancangan
pembelajaran yang konstektual langkahnya harus mencerminkan karakteristik dari
pembelajaran realistik. Menurut samsul hadi dalam Panduan Pelaksanaan PKG SJ
(2002) menyatakan bahwa pembelajaran matematika yang menggunakan metode
demonstrasi atau realistic meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
·
Pendahuluan
Melalui
pelajaran dengan mengajukan masalah
(soal) riil bagi siswa Sesuai pengalaman dan tingkat pengetahuannya, Pelibatan
dalam pembelajaran secara bermakna, Diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran tersebut.
·
Pengembangan
Siswa
mengembangkan atau menciptakan model simbolik secara informal, Model
disesuaikan dengan persoalan atau permasalahan yang diajukan. Pengajaran
dilakukan secara interaktif, .Siswa
diberi kesempatan menjelaskan, Memberikan alasan terhadap jawaban yang
diberikan., memahami jawaban temannya, Menyatakan setuju tehadap jawaban
temannya.lain, Menyatakan tidak setuju, mencari alternative jawaban
·
Penerapan
Melakukan
refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil
pembelajaran,
·
Penutup
Merangkum
hal-hal yang merupakan inti dari materi bahasan, Guru membimbing dan memberikan
kesempatan kepada siswa.
Kegiatan
pembelajaran yang menggunakan pembelajaran matematika menggunakan metode
demonstrasi, diharapkan perilaku siswa memiliki ciri-ciri :
·
Siswa aktif dalam diskusi (mengajikan pertanyaan, mencari bahan
pelajaran.
·
Mampu bekerja sama dengan membuat kelompok-kelompok belajar.
·
Bersikap demokratis.
·
Berani menyampaikan gagasan.
·
Mempertahankan gagasan.
·
Menerima gagasan orang lain.
Metode demonstrasi
atau realistic adalah pembelajaran yang bertolak dari masalah realistic, siswa
aktif, guru berperan sebagai fasilitator, guru membantu siswa membandingkan
ide-ide itu dan membimbing mereka untuk mengambil keputusan tentang ide mana
yang baik untuk mereka. Dalam pembelajaran perlu ditekankan pada keterkaitan
antara kehidupan sehari-hari anak atau pengalaman anak dengan konsep-konsep
matematika. Bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman sehari-hari
maka anak-anak cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan konsep matematika.
Perlu juga anak haru sdiberi kesempatan untuk menemukan kembali ide tau konsep
matematika yang berasal dari pengalaman pribadi siswa dalam kehidupan
sehari-hari atau dari lingkungannya.
Dalam menggunakan
metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika, yang saya ketahui dapat
dilakukan langkahlangkah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang
harus dilakukan:
·
Rumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir tujuan
ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan
tertentu.
·
persiapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar
langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
·
Lakukan
uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Langkah Pembukaan
1) Sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
·
Aturlah
tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa
yang didemonstrasikan.
·
Kemukakan
tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
·
Kemukakan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan oelh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
·
Mulailah
demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir,
misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
·
Ciptakan
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan Yakinkan
ahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi
seluruh siswa.
·
Berikan
kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari peruses demonstrasi itu.
c) Langkah mengakhiri metode demonstrasi
·
Apabila
demonstrasi selesai delakukan, proses pebelajran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan peruses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan
untuk meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak.
Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya.
3.
Hasil Belajar
Apabila demonstrasi selesai
delakukan, proses pebelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan peruses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya Apabila demonstrasi selesai
delakukan, proses pebelajran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan peruses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
BAB
III
Kesimpulan
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
Hal-hal yang diperlu diperhatikan
guru, dalam menggunakan metode Demontrasi.
- Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila
alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa.
Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
- Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti
oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi
aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
- Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna
sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang
tempatnya jauh dari kelas.
- Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
Rancangan
pembelajaran yang konstektual langkahnya harus mencerminkan karakteristik dari
pembelajaran realistik. Menurut samsul hadi dalam Panduan Pelaksanaan PKG SJ
(2002) menyatakan bahwa pembelajaran matematika yang menggunakan metode
demonstrasi atau realistic meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
·
Pendahuluan
·
Pengembangan
·
Penerapan
·
Penutup
Daftar
Pustaka
Anas Sudijono, Prof,Drs, Pengantar Pendidikan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 1996
Cenny Semiawan
Stambeek, Prinsip Dan Teknik Pengukuran dan Penilaian Di Dalam Dunia
Pendidikan, Cet II, Mutiara S. Wijaya ,
Jakarta, 1986.
Syaiful Bahri
Djamarah, Bahan Pelajaran, Jakarta, 2000
Jumat, 31 Januari 2014
Pentas Seni dan Budaya Islami
Pada
Februari ini tidak terasa sudah lewat 1 tahun dimana pada februari tahun lalu
Perguruan Pendidikan UMMI mencoba untuk membuat suatu kegiatan yang berbentuk
kompetisi . Kompetisi yang dimaksud disini bukanlah kompetisi bersifat umum
tetapi perlombaan-perlombaan yang tentunya berkaitan dengan keagamaan.
Maksudnya? Maksudnya adalah karena kegiatan ini yang dinamakan dengan PENTAS
SENI DAN KEBUDAYAAN ISLAMI diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad
Saw. Berarti tahun ini adalah tahun yang kedua dari acara tersebut.
Sebelumnya
Perguruan UMMI hanya mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad sekadarnya saja
layaknya yang dilakukan kebiasaan masyarakat. Namun pada Maulid tahun 2013 lalu,
para guru mempunyai ide untuk bagaimana membuat acara maulid ini tidak monoton
dan kesannya begitu-begitu saja tiap tahunnya. Maka lahirlah PENSIBUMI (Pentas
Seni dan Budaya Islami) yang tujuannya mengembangkan dan menampilkan kemampuan
anak dalam berkreatifitas melalui kompetisi secara sehat. Acara ini awalnya
mengundang sekolah-sekolah sejawad untuk mengirimkan pesertanya, namun atas
dasar lain maka diputuskan sekolah umum bahkan remaja mesjid juga diundang
untuk memeriahkan acara ini. Sehingga selain tujuan tersebut diatas juga
bertujuan untuk memperkuat tali silaturrahim antar persaudaraan Islam khususnya
antar sekolah Madrasah yang ada di sekitar kita.
Acara
ini dihiasi dengan kegiatan perlombaan-perlombaan yang bermacam-macam seperti
Hafalan Surah Pendek, Busana Muslim, Membaca Puisi, Volk Song. Cabang-cabang perlombaan itu di buat untuk
semua tingkat usia. Lebih jelasnya dibawah ini kami rinci :
Tingkat TK
: a. Hafalan Surah Pendek
b. Busana Muslim
c. Menyusun Puzzle
d. Mewarnai
Tingkat SD
: a. Hafalan Surah Pendek
b.
Busana Muslim
c. Membaca Puisi
d. Cerdas Cermat Quran
Tingkat Remaja : a. Volk Song
b. Membaca Puisi
Tingkat Ibu-Ibu Perwiritan : a. Busana Muslim
b.
Membaca Tahtim
Dalam
kegiatan acara ini tidak hanya perlombaan saja tetapi ada juga Pameran Sekolah
yang dibuat untuk menampilkan profil sekolah baik RA dan MIS yang tujuan
lainnya adalah untuk berbagi tentang cara mengajar di RA maupun MIS. Selain itu
ada Bazar berupa Market yang menjual makanan-makanan dll. Pembelian yang
dilakukan di bazar bukan menggunakan uang seperti biasa. Namun dibeli dengan
menggunakan Kupon Bazar yan didapat ketika peserta mendaftar. Jika ingin
belanja tidak mesti harus mendaftar lomba maka mendapatkan satu kupon setiap
pendaftarannya akan tetapi pengunjung juga dapat membeli kupon pada panitia
yang menjual kupon bazar.
Di
penghujung kegiatan ini di tutup dengan acara utama yaitu peringatan Maulid
Nabi Muhammad yang setelahnya akan dilaksanakan pengumuman pemenang perlombaan.
Harapan kedepannya acara ini dapat dilaksanakan setiap tahunnya agar kita dapat
menanamkan rasa untuk meningkatkan aktivitas keagamaan yang semakin kedepan
semakin menghilang dan mengajarkan para generasi muda untuk selalu berkompetisi
secara sehat.
Sekian
postingan saya pada hari ini.
Sekian dan Salam....
Langganan:
Postingan (Atom)